DSMIV

Minggu, 30 Agustus 2009

Gangguan Perilaku (Behavior Disorder)

Gangguan Perilaku (Behavior Disorder)

Istilah lain yang digunakan dalam prilaku abnormal ini adalah gangguan perilaku atau behavior disorder. Penggunaan istilah ini secara khusus mengacu pada gangguan-gangguan yang berasal dari salah belajar- baik kegagalan dalam mempelajari kompetensi atauupn belajar pola penanggulangan maladaftif. Bisa jadi digunakan lebih luas secara kasar sebagai sinonim perilaku abnormal.

Sakit Mental (Mental Illness)

Sakit Mental (Mental Illness)

Istilah ini sewaktu-waktu digunakan orang karena sama artinya denan gangguan mental. Tetapi, saat ini penggunaannya bisa dibatasi untuk gangguan-gangguan yang melibatkan patologi otak atau disorganisasi kepribadian berat. Label “illnes” meskipun tampaknya digunakan untuk gangguan-gangguan yang menampilkan ketidakmampuan yang parah, biasanya berhubungan atau bersesuaian dengan gangguan yang umumnya merupakan akibat dari belajar salah (false learning)


Gangguan Emosional (Emotional Disturbance)


Gangguan Emosional (Emotional Disturbance)

Istilah ini mengacu pada adanya integrasi kepribadian yang tidak adekuat dan adanya tekanan pribadi (personal distress), yang menimbulkan stress yang sifatnya negatif. Biasanya, ganguan-gangguan emosional digunakan untuk perilaku maladatif pada anak-anak. Dalam psikiatri ada dua istilah yang kadang-kadang diartikan sama sebagai berikut:

  • disorder, yaitu ordernya atau keteraturanya yang tergangu.

  • Disturbance, yaitu ganguan yang tidak mengadung perubahan-perubahan secara struktual, melainkan gangguan dari luar yang datangnya sementara.

Istilah ini hampir sama dengan pola perilaku abnormal yang meliputi seluruh rentang gangguan, dari yang sifatnya sangat ringan sampai dengan yang sangat berat. Seriingkali dimasukan dalam pengertian ini adalah gangguan yang berat pada fungsi-fungsi mental, bahkan digunakan pula untuk perilaku-perilaku yang secara komprehensif efektif.


Perilaku Maladatif (Maladaptive Behavior)


Akhir-akhir ini, istilah maladatif mendapatkan perhatian dan penggunaan yang sangat luas sehubungan dengan pendapat dari Yahoda yang menyatakan bahwa perilaku abnormal atau mental yang tergantung di tandai oleh adanya kesalahan dalam penyesuain diri, yang disebut perilaku maladatif atau penyesuaian yang salah.

Istilah perilaku maladatif digunakan sebagai kerangka kerja konseptual mengenai perilaku abnormal yang memasukan setiap perilaku yang memiliki konsekuensi-konsuekuensi yang tidak diharapkan baik bagi individu itu sendiri maupun bagi kelompok. Jadi, tidak sekedar menyangkut gangugan-gangguan seperti psikosis dan neurosis, tetapi juga pola-pola individual dan kelompok, seperti perilaku bisnis yang tidak etis atau perasangka rasial yang kemudian dilanjutkan dengan adanya keterasingan dan apati.


Perilaku Abnormal (Abnormal Behavior)

Perilaku Abnormal (Abnormal Behavior)

Abnormal behavior berarti penampilan inner personality (kepriadiann seseorang) dan penampilan perilaku luar atau kedua-duanya. Jadi, kalau kita menggunakan inner personality disebut psikologi abnormal atau abnormal psychology. Demikian pula jika kita menggunakan perilaku luar disebut juga perilaku abnormal atau abnormal behavior. Jika kita menggunakan perilaku luar disebut juga perilaku abnormal atau abnormal behavior. Jika kita menggunakan kedua-keduanya (inner personality dan over dan over personality) disebut disorder behavior.

Antara psikologi abnormal dan psikopatologi pada dasarnya sama saja, sehingga pengucapan Psikolgi Abnormal Behavior dan psikopatologi tidak cukup tepat; seyogianya psikologi atau perilaku Abnormal, atau psikopatologi saja. Pengertian yang lainnya yang sering ditemukan dalam wacana ini adalah perilaku-perilaku spesifik fobia atau pola-pola perilaku yang lebih mendalam seperti skizofreni. Kemungkinan lain adalah sebutan untuk masalah-masalah yang berkepanjangan atau bersifat kronik dan gangguan-gangguan dimana gejala-gejala yang ditampilkan bersifat akut dan temporer, seperti intoksinasi (peracunan obat-obatan) terutama narkoba secara kasar. Istilah perilaku abnormal bersesuaian dengan gangguan mental atau mental disorder atau semacamnya, tetapi dalam konteks yang lebih luas perilaku abnormal ini bersamaan perilaku maladatif.


Psikopatologi (psychopatology)

Istilah mengacu pada studi mengenai perialku abnormal atau gangguan mental, menyangkut wilayah ilmu pengetahuan. Dalam praktisnya psikopatologi juga identik dengan psikologi abnormal dan gangguan mental.


Pengantar Psikologi Abnormal

Pemahaman Dasar

  1. Pengantar

Dalam percakapan sehari-hari, istilah Psikologi Abnormal sering ditemukan, namun pengertiannya- terutama secara teknis- tidak selalu menunjukan maksud dan tujuan yang sama atau seragam. Hal ini bisa jadi menimbulkan masalah ketika kita menggunakan untuk keperluan yang lebih spesifik dari pada sekedar berwacana saja. Hal demikian antara lain terdapat dalam banyakannya istilah yang digunakan dengan dengan arti yang berbeda , hampir sama, maupun sama sekali sama. Istilah-istilah lain dari psikologi abnormal, atau sering disebut juga perilaku abnormal atau abnormal behavior adalah perilaku maladatif; kemudian ada juga yang menyebutnya mental disorder, psikopatologi, emotional discomfort, mental illness (penyakit mental) atau gangguan mental, sampai insanity (kegilaan).

Istilah yang paling lazim kita temukan adalah perilaku abnormal dan psikopatologi sebagaimana ditulis dalam kurikulum pendidikan psikologi di indonesia saat ini. Abnormal behavior merupakan suatu istilah yang terutama banyak berkembang di amerika serikat, yang timbul karena masyarakat negara tersebut lebih mendasarkan ilmu pengetahuan, sikap hidup, dan umumnya pemikiran pada mahjab perilaku (behaviorism). Sedangkan istilah psikopatologi merupakan istilah yang paling populer di masa lalu , ketika pusat ilmu pengetahuan berada di daratan Eropa, yang saya sebut saja bermazhab mental. Adanya pebedaan itu adalah dikarenakan cara berpikir orang daratan di daratan eropa berbeda dengan cara berpikir orang Inggris dan Amerika Serikat.

Orang Eropa daratan (continental) lebih melihat aspek dalam (inner) dari perilaku itu sehingga perilaku yang menyimpang lebih banyak dilihat sebagai akibat saja dari gangguan atau penyakit jiwa. Kita mengenal istilah psiko yang artinya jiwa dan patologi yang berarti sakit. Jadi, perilaku yang menyimpang ini sepantasnya disebut sakit atau gangguan kejiwaan; disini tidak menekan pada perilakunya melainkan gangguan atau sakit jiwanya.

Orang-orang inggris kemudian berimigrasi ke benua Amerika, yang kemudian menjadi dikenal sebagai Amerika Serikat, lebih melihat aspek perilaku yang berada di luar “luar” (over behavior) lebih penting daripada aspek “dalam” kepriibadian (inner personality). Bagi mereka, apapun yang melatarbelakangi suatu perilaku yang memberikan dampak terhadap masyarakat adalah perilaku nyatanya. Hal ini didasarkan filsafat pragmatisme yang mengatakan “yang benar atau baik itu adalah apa yang berlaku; masalh perilaku itu nomor dua (apa yang ditampilkan, berdampak, itulah yang penting)”.

Pandangan ini muncul dari situasi kehidupan orang-orang Eropa atau continental yang mungkin lebih tentram, sehingga memiliki kondisi yang nyaman untuk berpikir lebih mendalam. Sementara orang-orang Inggris hidupnya memiliki mengalami banyak tantangan alamiah, yang antara lain selama 6-9 bulan hidup dalam berkabut, sehingga terbentuk persepsi terhadap dunia yang penuh ancaman, bahaya dan kesukaran. Di sisi lain, kondisi berkabut ini membuat mereka memikirikan tindakan-tindakan yang nyata apa yang harus dilakukanya.

Penjahat di penjara Inggris yang melakukan tindakan kriminal yang berat dibawa ke Amerika dalam rangka penghukumannya, dengan membawa paradigma praktisnya, ialah pragmatisme. Yang sewaktu-waktu membuat heran adalah mengapa masyarakat Indonesia pun berkiblat ke Amerika. Mungkin karena sejak kecil masyarakat sudah dilatih ke arah sana dengan mengikuti kebiasaan-kebiasaan masyarakat Amerika, misalnya awal millennium ketiga melegenda Akademi Fantasi atau Insonesian Idol yang berasal dari Inggris dan sangat popular di Amerika Serikat.

Dapat saja diajukan komentar, bahwa suatu saat bisa akan terjadi dimana bangsa Indonesia berada dalam suatu konflik dengan mengikuti budaya Amerika, karena Bangsa Indonesia mengikuti pola-pola kehidupan dan perilaku mereka, sementara akarnya tidak berubah. Ini penting bagi kita untuk menangani persoalan yang sifatnya memahami makna atau meaning dan nilai atau value, sebagaimana yang dipahami masyarakat. Coleman dkk., 1972; Coleman dkk., 1980, berhasil mengumpulkan sejumlah istilah mengenai ganguan kejiwaan ini sebagai berikut.